Lampung, 11/6/2024, bertempat di Ruang Seminar Prodi Sejarah Peradaban Islam (SPI) Fakultas Adab digelar Seminar Hasil Penelitian Lapangan oleh mahasiswa Prodi SPI Semester IV. Penelitian ini adalah bagian dari kuliah “Sejarah Islam Indonesia abad XIII – XVII” yang diampu oleh Dr. Abd Rahman Hamid. Fokusnya pada peninggalan Peradaban Islam Banten di Situs Banten Lama, Provinsi Banten, yang dilaksanakan pada 1 – 2 Juni 2024.
Dipilihnya Banten sebagai obyek kajian dilandasi oleh fakta sejarah, bahwa Banten merupakan kesultanan dan kota pelabuhan utama yang kosmopolitan di Nusantara pada abad ke-16 dan 17, bersama dengan Kesultanan Mataram, Kesultanan Aceh, dan Kesultanan Makassar.
Kesultanan Banten lahir di tengah geliat Islamisasi oleh Kesultanan Demak, dan juga ekspansi Portugis di Nusantara pasca penaklukkan Malaka tahun 1511. Pendirinya adalah Sunan Gunung Djati, satu dari sembilan wali di Tanah Jawa, berasal dari Pasai. Dengan bantuan Demak, ia mengislamkan Jawa Barat dan mendirikan Kesultanan Banten. Ia menobatkan putranya, Maulana Hasanuddin, sebagai Sultan Banten pertama, setelah keduanya menunaikan ibadah haji di Makkah.
Kemajuan Banten sebagai kota benteng tak lepas dari kecemerlangan Sultan Banten kedua, Maulana Yusuf. Konsep pembangunannya adalah “Gawe Kuta Baluwarti, Bata Kalawan Kawis” yang artinya membangun Kota/Benteng dari Bata dan Karang. Konsep ini dapat terlihat pada benteng-benteng dan keraton di Banten Lama, misalnya Benteng/Istana Surosowan, Benteng Speelwijk, Istana Kaibon, dan Masjid Pacinan Tinggi.
Dari sejumlah situs Banten Lama, ada dua obyek yang paling banyak dikunjungi oleh publik sebagai tempat ziarah, yakni Masjid Agung Kesultanan Banten dan Makam Maulana Yusuf. Ini menunjukkan bahwa obyek sejarah tetap aktual dan relevan dikunjungi, sekaligus dipelajari sejarahnya.
Setelah penelitian, mahasiswa membuat laporan berupa artikel dan video dokumenter sebagai tugas akhir. Kegiatan ini pada gilirannya berkontribusi untuk menguatkan pilar pengembangan UIN Raden Intan Lampung yang dinakhodai Prof. H. Wan Jamaluddin Z, P.hD, yakni digitalisasi dan internasionalisasi. Dalam hal ini, video dokumenter sejarah buatan mahasiswa diunggah di media sosial sehingga apa yang dilakukan oleh mahasiswa dan proses pembelajaran di Prodi SPI diketahui secara luas. Ini bisa menjadi ajang promosi prodi kepada publik.
Penelitian dan seminar adalah cara untuk menambah mutu proses pembelajaran di Prodi SPI, sebagai bekal pengetahuan dan keterampilan bagi mahasiswa kelak mengabdi di dunia kerja. Melalui pengalaman ini, mahasiswa diharapkan memiliki kecapakan dalam penelitian dan mengelola kegiatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif berbasis potensi sejarah daerah.
Ke depan, perlu ada penguatan dari segi keterampilan mahasiswa dalam membuat video dokumenter sejarah, sebagai satu cara melahirkan lulusan Prodi SPI yang memiliki keterampilan sebagai konten kreator, kata Abd Rahman Hamid, yang juga Sekretaris Prodi Magister Filsafat Agama.
Ekspose hasil penelitian ini dihadiri juga oleh dua dosen SPI, Uswatun Hasanah, M.Hum dan Agus Mahfuddin Setiawan, M.Hum, serta mahasiswa SPI semester VI.
Ini merupakan seminar kedua yang dilakukan oleh mahasiswa semester IV, setelah sebelumnya seminar hasil penelitian Etnografi Lampung sebagai praktik mata kuliah Antropologi yang diasuhnya, kata Hamid.
Seminar ini sekaligus menutup seluruh rangkaian perkuliahan Sejarah Islam Indonesia abad XIII – XVII dan Antropologi.