Sejarah Peradaban Islam (SPI) UIN Raden Intan Lampung Siap Cetak Sejarawan Multi Keahlian

Perwakilan mahasiswa dan dosen melakukan Silaturrahim dan Masa pengenalan mahasiswa baru Program Studi (Prodi) SPI UIN Raden Intan Lampung telah digelar dengan standar protokoler ketat, Selasa (09/03/2021). Acaranya dilangsungkan di Aula Fakultas UIN Raden Intan Lampung.

Acara itu merupakan agenda tahunan untuk memperkenalkan Prodi Program Studi (Prodi) SPI UIN Raden Intan Lampung beserta dosen-dosennya kepada mahasiswa baru. Kegiatan dibuka langsung oleh Kaprodi SPI UIN Raden Intan Lampung, Dra. Siti Masykuroh, M.Sos.i

Selain itu, dihadiri pula jajaran dosen tetap prodi SPI UIN Raden Intan Lampung. Di antaranya Dr. Wahyu Iryana, Dr. Abdul Rahman Hamid, Aan Budianto, M.A, Uswatun Hasanah, M.Hum dan perwakilan pengurus HMJ SPI UIN Raden Intan Lampung.

Dalam sambutannya, Dra. Siti Masykuroh, M.Sos.i., mengatakan bahwa mahasiswa tak perlu ragu lagi untuk berkuliah di Prodi SPI UIN Raden Intan Lampung. Karena pihak prodi dan Fakultas bersama bahu-membahu untuk kemajuan Prodi Prodi SPI UIN Raden Intan Lampung.

“Silaturahim ini suatu poin penting bagi kita untuk saling mendorong memajukan Prodi SPI UIN Raden Intan Lampung    ini,” kata Siti Masykuroh.

Siti Masykuroh menyebutkan, Prodi Prodi SPI UIN Raden Intan Lampung. Siap menyongsong akreditasi dari BAN-PT dan sudah memiliki izin oprasional. Selain itu, ditopang pula dengan kualifikasi keilmuan dosen-dosennya yang mumpuni dan kompeten di bidangnya.

Hal itu tidak terlepas dari dosen-dosen tetap prodi SPI UIN Raden Intan Lampung merupakan lulusan-lulusan universitas terkemuka di Indonesia.

“Kita sebut saja, Wahyu Iryana, beliau merupakan alumni S1-S2 SPI UIN Bandung dan S3 Ilmu Sejarah UNPAD. Begitu juga dengan Abd. Rahman Hamid, beliau menamatkan studinya pada Ilmu Sejarah UI. Selanjutnya, Aan Budianto menyandang Magister dari UGM. Ada juga Uswatun Hasanah mengambil program Magister SPI UIN Palembang,” sebut Siti Masykuroh.

Harus dimaklumi bahwa SPI memang kurang diminati dibanding dengan program studi lainnya. Banyak faktor, di antaranya terkait peluang kerja setelah lulus menempuh sarjana.

Wahyu Iryana mengatakan, jika diselami sejarah menyimpan banyak pelajaran berharga untuk kehidupan. Dengan belajar sejarah manusia lebih mampu berpikir bijaksana dan rasional, baik dan buruk, benar dan salah.

Karena sebegitu pentingnya, muncul ungkapan-ungkapan bahwa sejarah adalah obor kehidupan; Historia Vitae Magistra (sejarah adalah guru kehidupan). Tidak ada ilmu yang tidak mengandung cerita-cerita sejarahnya, sekalipun itu ilmu eksakta.

“Karena itu, tidak salah bila saya mengklaim bahwa sejarah adalah mother of science setelah filsafat ilmu,” kata sejarawan muda asal Bandung ini.

Terkait peluang kerja, pada dasarnya lulusan mahasiswa pendidikan sejarah lebih diarahkan untuk menjadi pengajar sejarah. Namun selain menjadi pengajar, bisa juga bekerja sebagai editor buku pada sebuah penerbitan, penulis, PNS, Guru, guide tempat-tempat wisata, peneliti atau menjadi pegawai dinas-dinas terkait.

“Dengan demikian, janganlah berkecil hati menyandang status sebagai mahasiswa SPI. Nyatanya banyak peluang atau kesempatan bagi kalian dalam lingkup pekrjaan. Peluang kerja tidak sesempit yang kalian bayangkan sebelumnya,” tutur Wahyu Iryana di hadapan mahasiswa baru. (Lora Wayanillah red).

Tinggalkan Balasan