Legenda Bandung Bondowoso di Prambanan

Oleh: Wayanillah

Sejak menyebarangi selat Sunda dari Pelabuhan Bakauhuni 27 Februari 2023 mahasiswa Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab UIN Raden Lampung menyambangi titik destinasi Sejarah di Wilayah Gunung Pindul Patilasan Sunan Geseng murid Sunan Kalijaga, Ilmu Sejarah UGM, Candi Prambanan sebelum akhirnya menuju Bromo Dieng. Ada Legenda tidak terlupakan di Candi Prambanan. Bagaimana kisah cinta yang dibalut politik kekuasaan dari kekuatan sentral pihak Bandung Bondowoso sang putra mahkota Pengging dan Roro Jongrang dari Kerajaan Prambanan yang akhirnya bisa dikuasai Bandung Bondowoso yang mempunyai taklukan pasukan raja Jin Alas Purwo yang sangat sangar.

Ketika penaklukan Kerajaan Prambanan Bandung Bondowoso melihat kecantikan Roro Jonggrang ia dengan sertamerta berkeinginan menjadikan Jonggrang Permaisuri. Namun karena Roro Jonggrang yang sudah kadung sakit hati karena kerajaannya dikuasi oleh Bandung Bondowoso maka Jonggrang mencari cara untuk menolak cinta Bandung Bondowoso secara halus. Akhirnya atas saran seorang emban Roro Jonggrang mempunyai ide agar memberikan syarat kepada Bandung Bondowoso untuk membuat seribu candi sebelum matahari terbit. Syarat itu disanggupi oleh Bandung Bondowoso karena tidak ada yang tidak mungkin untuk memperjuangkan cinta kepada yg kita sayangi.

Bandung Bondowoso akhirnya mengumpulkan pasukan raja jin yang dia taklukan. Selama setengah hari Bandung Bondowoso membuat seribu Candi yang diinginkan Jonggrang. Di dalam Istana Prambanan Jonggrang mengetahui Bandung Bondowoso dibantu pasukan Jin ketika membuat Candi akhirnya Jonggrang menyuruh para emban dengan membuat tetalu tanda tanda pagi hari, dengan kokokan ayam jantan agar nampak pagi sudah fajar sudah menyingsing. Pekerjaan membuat seribu candi sudah menyelesaikan 999 candi yang dirampungkan. Namun Jonggrang menyatakan Bandung Bondowoso Gagal membuat seribu Candi. Bandung yang diamuk amarah akhirnya mengutuk Jonggrang menjadi penyempurna seribu candi.
Kisah Legenda Candi Prambanan memberi pijar legitimasi kesaksian para pengunjung yang datang ke perbatasan Klaten Jawa Tengah dan Yogyakarta untuk menyaksikan kemegahan Candi Prambanan, seperti mahasiswa Prodi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab UIN Raden Intan Lampung yang sudah berkunjung napak tilas destinasi wisata sejarah pra Islam. Kisah serupa di Lampung juga ada yang hampir mirip yaitu Dayang Rindu dan Aneuk Daleum.

Tinggalkan Balasan